Minggu, 14 Oktober 2012

Komunikasi Verbal dan Non-Verbal

Tiga ciri utama yang menandai wujud atau bentuk komunikasi verbal dan nonverbal.
  • Lambang-lambang non-verbal digunakan paling awal sejak kita lahir di dunia ini, sedangkan setelah tumbuh pengetahuan dan kedewasaan kita, barulah bahasa verbal kita pelajari.
  • Komunikasi verbal dinilai kurang universal dibanding komunikasi non-verbal. Bila kita pergi ke luar negeri misalnya dan kita tidak mengerti bahasa yang digunakan oleh masyarakat di negara tersebut, kita bisa menggunakan isyarat-isyarat non-verbal dengan orang-orang yang kita ajak berkomunikasi.
  • Komunikasi verbal merupakan aktivitas yang lebih intelektual dibanding dengan bahasa non-verbal yang lebih merupakan aktivitas emosional. Artinya, bahwa dengan bahasa verbal, sesungguhnya kita mengkomunikasikan gagasan dan konsep-konsep yang abstrak, sementara melalui bahasa nonverbal, kita mengkomunikasikan hal-hal yang berhubungan dengan kepribadian, perasaan dan emosi yang kita miliki.
Definisi
Don Stacks dalam bukunya Introduction to Communication Theory menjelaskan bahwa perhatian untuk mempelaji aspek-aspek dalam komunikasi non-verbal masih sangat kecil, sehingga dari banyak referensi tentang komunikasi antar manusia, kita lebih banyak menemukan batasan mengenai komunikasi verbal. Dicontohkannya Frank E.X Dance dan Carl E. Larson menawarkan lebih dari seratus definisi tentang komunikasi verbal.

Secara sederhana, komunikasi non-verbal dapat didefinisikan sebagai berikut: Non berarti tidak, Verbal bermakna kata-kata (words), sehingga komunikasi non-verbal dimaknai sebgai komunikasi tanpa kata-kata.

Adler dan Rodman dalam bukunya Understanding Human Communication, batasan yang sederhana tersebut merupakan langkah awal untuk membedakan apa yang disebut dengan vocal communication yaitu tindak komunikasi yang menggunakan mulut dan verbal communication yaitu tindak komunikasi yang menggunakan kata-kata.

Dengan demikian, definisi kerja dari komunikasi non-verbal adalah pesan lisan dan bukan lisan yang dinyatakan melalui alat lain di luar alat kebahasaan (oral and non-oral messages expressed than linguistic means).


Batasan lain mengenai komunikasi non-verbal dikemukakan oleh beberapa ahli lainnya, yaitu :
  1. Frank E.X. Dance dan Carl E. Larson: Komunikasi non-verbal adalah sebuah stimuli yang tidak bergantung pada isi simbolik untuk memaknainya (a stimulus not dependent on symbolic content for meaning).
  2. Edward Sapir: Komunikasi non-verbal adalah sebuah kode yang luas yang ditulis tidak dimana pun juga, diketahui oleh tidak seorang pun dan dimengerti oleh semua (an elaborate code that is written nowhere, known to none, and understood by all).
  3. Malandro dan Barker yang dikutip dari Ilya Sunarwinadi: komunikasi Antar Budaya memberikan batasan-batasannya sebagai berikut :
  • Komunikasi non-verbal adalah komunikasi tanpa kata-kata
  • Komunikasi non-verbal terjadi bila individu berkomunikasi tanpa menggunakan suara
  • Komunikasi non-verbal adalah setiap hal yang dilakukan oleh seseorang yang diberi makna oleh orang lain
  • Komunikasi non-verbal adalah studi mengenai ekspresi wajah, sentuhan, waktu, gerak isyarat, bau, perilaku mata dan lain-lain.
Perbedaan antara Komunikasi Verbal dan Non-Verbal
Secara sekilas telah diuraikan pada bagian awal tulisan ini, bahwa antara komunikasi verbal dan non-verbal merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan, dalam arti kedua bahasa tersebut bekerja bersama-sama untuk menciptakan suatu makna. Namun, keduanya juga memiliki perbedaan-perbedaan.

Dalam pemikiran Don Stacks dkk. ada tiga perbedaan utama diantara keduanya yaitu kesengajaan pesan (the intentionality of the massage), tingkat simbolisme dalam tindakan atau pesan (the degree of symbolism in the act or message), dan mekanisme pemrosesan (processing mechanism).

Kesengajaan
Satu perbedaan utama antara komunikasi verbal dan non-verbal adalah persepsi mengenai niat (intent). Pada umumnya niat ini menjadi lebih penting ketika kita membicarakan lambang atau kode verbal.
Michael Burgoon dan Michael Ruffner menegaskan bahwa sebuah pesan verbal adalah komunikasi, kalau pesan tersebut :
  1. Dikirimkan oleh sumber dengan sengaja
  2. Diterima oleh penerima secara sengaja pula
Komunikasi non-verbal tidak banyak dibatasi oleh niat (intent) tersebut. Persepsi sederhana mengenai niat ini oleh seorang penerima sudah cukup dipertimbangkan menjadi komunikasi non-verbal. Sebab, komunikasi nonverbal cenderung kurang dilakukan dengan sengaja dan kurang halus apabila dibandingkan dengan komunikasi verbal. Selain itu, komunikasi non-verbal mengarah pada norma-norma yang berlaku, sementara niat atau intent tidak terdefinisikan dengan jelas. Misalnya, norma-norma untuk penampilan fisik. Kita semua berpakaian , namun beberapa sering kita dengan sengaja berpakaian untuk sebuah situasi tertentu? Beberapa kali seorang teman member komentar terhadap penampilan kita ? persepsi receiver mengenai niat ini sudah cukup untuk memenuhi persyaratan guna mendefinisikan komunikasi nonverbal.

Perbedaan-perbedaan Simbolik (Symbolic Differences)
Kadang-kadang niat (intent) ini dapat dipahami karena beberapa dampak simbolik dari komunikasi kita. Misalnya, memakai pakaian dengan warna atau model tertentu, mungkin akan dipahami sebagai suatu ‘pesan’ oleh orang lain (misalnya berpakaian dengan warna hitam akan diberi makna sebagai ungkapan ikut berduka cita).

Komunikasi verbal dengan sifat-sifatnya merupakan suatu bentuk komunikasi yang diantarai (mediated form of communication). Dalam arti kita mencoba mengambil kesimpulan terhadap makna apa yang diterapkan pada suatu pilihan kata. Kata-kata yang digunakan adalah abstraksi yang telah disepakati maknanya, sehingga komunikasi verbal bersifat intensional dan harus ‘dibagi’ diantara orang-orang yang terlibat dalam tindak komunikasi.

Sebaliknya, komunikasi non-verbal lebih alami, ia beroperasi sebagai norma dan perilaku yang didasarkan pada norma. Mehrabian menjelaskan bahwa komunikasi verbal dipandang lebih eksplisit dibanding bahasa non-verbal bersifat implicit. Artinya, isyarat-isyarat verbal dapat didefinisikan melalui sebuah kamus yang eksplisit dan lewat aturan-aturan sintaksis, namun hanya ada penjelasan yang samar-samar dan informal mengenai signifikansi beragam perilaku non-verbal.

Mengakhiri bahasan mengenai perbedaan simbolik ini, kita mencoba untuk melihat ketidaksamaan antara tanda (sign) dengan lambang (symbol). Tanda adalah sebuah representasi alami dari suatu kejadian atau tindakan. Ia adalah apa yang kita lihat atau rasakan. Sendangkan lambang mempresentasikan tanda melalui abstraksi.

Komunikasi verbal lebih spesifik dari bahasa non-verbal, dalam arti ia dapat dipakai untuk membedakan hal-hal yang sama dalam sebuah cara yang berubah-ubah, sedangkan bahasa kontroversi lebih mengarah pada reaksi-reaksi alami seperti perasaan atau emosi.

Mekanisme Pemprosesan
Perbedaan ketiga antara komunikasi verbal dan non-verbal berkaitan dengan bagaimana kita memproses informasi. Semua informasi termasuk komunikasi diproses melalui otak, kemudian otak kita tersebut menafsirkan informasi ini lewat pikiran yang berfungsi mengendalikan perilaku-perilaku fisiologis (refleks) dan sosilogis (perilaku yang dipelajari dan perilaku social).

Satu perbedaan utama dalam pemrosesan ada dalam tipe informasi pada setiap belahan otak. Secara tipikal, belahan otak sebelah kiri adalah tipe informasi yang lebih tidak berkesinambungan dan berubah-ubah, sementara belahan otak sebelah kanan, tipe informasinya lebih berkesinambungan dan alami.

Berdasarkan pada perbedaan tersebut, pesan-pesan verbal dan non-verbal berbeda dalam konteks struktur pesannya. Komunikasi non-verbal kurang terstruktur. Aturan-aturan yang ada ketika berkomunikasi secara non-verbal adalah lebih sederhana dibanding komunikasi verbal yang mempersyaratkan aturan-aturan tata bahasa dan sintaksis. Komunikasi non-verbal secara tipikal diekspresikan pada saat tindak komunikasi berlangsung.

Tidak seperti komunikasi masa lalu atau komunikasi masa mendatang. Selain itu, komunikasi non-verbal mempersyaratkan sebuah pemahaman mengenai konteks dimana interaksi tersebut terjadi, sebaliknya komunikasi verbal justru menciptakan konteks tersebut.

Beberapa Pendekatan dalam Teori Komunikasi Non-verbal
Permulaan dari studi komunikasi non-verbal modern seringkali diidentifikasikan dengan karya Darwin, "The Expression of Emotions in Man and Animals". Perhatian Darwin terhadap komunikasi non-verbal terutama berkaitan dengan fungsinya sebagai sebuah teori untuk menjelaskan mengenai penampilan (theory of performance), sebuah cara berpidato yang mengindentifikasikan suasana hati, sikap atau perasaan.
Dari karya Darwin ini, perhatian komunikasi non-verbal telah memunculkan kajian antar disiplin. Dari hasil karyanya pula, telah dikembangkan tiga perspektif teoritis, yaitu the ethological approach (studi mengenai kesamaan-kesamaan antara perilaku manusia dengan perilaku binatang), the anthropological approach dan the functional approach.

Ethological Approach (Pendekatan Etologi)
Menurut Darwin, emosi manusia seperti halya emosi dari binatang dapat dilihat dari wajahnya. Darwin mengasumsikan bahwa komunikasi non-verbal dari makhluk hidup yang berbeda sebenarnya adalah sama. Orang-orang yang mendukung pandangannya seperti Morris, Ekman dan Friesen percaya bahwa ekspresi non-verbal pada budaya manapun esensinya sama, karena komunikasi non-verbal tidak dipelajari, ia adalah bagian alami dari keberadaan manusia. Dua contoh etologis yang sering disebut-sebut adalah senyuman dan ekspresi wajah yang dapat ditemukan pada kultur manapun juga.

Teori Struktur Kumulatif
Dalam teorinya ini, Ekman dan Friesen memfocuskan analisisnya pada makna yang diasosiasikannya dengan kinesic. Teori mereka disebut 'cumulative structure' atau ‘meaning centered’ karena lebih banyak membahas mengenai makna yang berkaitan dengan gerak tubuh dan ekspresi wajah ketimbang struktur perilaku. Mereka beranggapan bahwa seluruh komunikasi non-verbal merefleksikan dua hal: apakah suatu tindakan yang disengaja dan apakah tindakan harus menyertai pesan verbal.

Hal ini dapat dicontohkan pada kasus ketika seseorang menceritakan kepada gerak tangannya yang menunjukkan tinggi dan ekpresi wajah yang gembira. Gerak tangan yang menunjukkan tinggi ini tidak akan memiliki arti tanpa disertai ungkapan verbal, jadi tindakan ini disengaja dan memiliki makna tertentu. Lain halnya dengan wajah yang gembira, yang dapat berdiri sendiri dan dapat diartikan tanpa bantuan pesan verbal. Meskipun demikian, kedua tindakan tersebut telah manambahkan kepada makna yang berkaitan dengan interaksi antara kedua orang tersebut, dan ini oleh Ekman dan Friesen disebut sebagai ‘expressive behavior’.

Selanjutnya, Ekman dan Friesen mengidentifikasi lima kategori dari expressive behavior yaitu emblem, illustrator, regulator dan penggambaran perasaan, dimana masing-masing memberikan kedalaman pada makna yang berkaitan dengan situasi komunikasi.

Emblem adalah gerakan tubuh atau ekspresi wajah yang memiliki nilai sama dengan pesan verbal, yang disengaja, dan dapat berdiri sendiri tanpa bantuan pesan verbal. Contohnya adalah setuju, pujian atau ucapan selamat jalan yang dapat digantikan dengan anggukan kepala, acungan jempol, atau lambaian tangan.

Illustrator adalah gerakan tubuh atau ekspresi wajah yang mendukung dan melengkapi pesan verbal. Misalnya raut muka yang serius ketika memberikan penjelasan untuk menunjukkan bahwa yang dibicarakan adalah persoalan serius, atau gerakan tangan yang menggambarkan sesuatu yang sedang dibicarakan.

Regulator adalah tindakan yang disengaja yang biasanya digunakan dalam percakapan, misalnya giliran berbicara. Bentuk-bentuk lain dari regulator dalam percakapan antara lain adalah senyuman, anggukan kepala, tangan yang menunjuk, mengangkat alis, orientasi tubuh, dan sebagainya, yang kesemuanya berperan dalam mengatur arus informasi pada suatu situasi percakapan.

Adaptor yaitu tindakan yang disengaja, yang digunakan untuk menyesuaikan tubuh dan menciptakan kenyamanan batu tubuh atau emosi. Terdapat dua subkategori dari adaptor, yaitu ‘self’ (seperti menggaruk kepala, menyentuh dagu atau hidung) dan ‘object (menggigit pensil, memainkan kunci). Perilaku ini biasanya dipandang sebagai refleksi kecemasan atau perilaku negatif.

Pengambaran emosi atau effect display yang dapat disengaja maupun tidak, dapat menyertai pesan verbal maupun berdiri sendiri. Menurut Ekman dan Friesen, terdapat tujuh bentuk affect display yang berbeda dapat diungkap secara bersamaan dan bentuk seperti ini disebut affect blend.

Teori Tindakan (Action Theory)
Morris juga mengemukakan suatu pandangan mengenai kinesic yang lebih didasarkan pada tindakan. Dia mengasumsikan bahwa perilaku tidak terbentuk dengan sendirinya, melainkan terbagi ke dalam suatu rangkaian panjang peristiwa yang terpisah-pisah. Menurutnya, terdapat lima kategori yang berbeda dalam tindakan yaitu;
  • Inborn (pembawaan) merupakan instink yang memiliki sejak lahir, seperti perilaku menyusu
  • Discovered (ditemukan), diperoleh secara sadar dan terbatas pada struktur genetic tubuh, seperti menyilangkan kak
  • Absorp (diserap), diperoleh secara tidak sadar melalui interaksi dengan orang lain (biasanya teman) seperti meniru ekspresi atau gerakan seseorang.
  • Trained (dilatih), diperoleh dengan belajar, seperti berjalan, mengetik, dan sebagainya.
  • Mixed (campuran), diperoleh melalui berbagai macam cara yang mencakup keempat hal di atas.

Anthropological Approach (Pendekatan Antropologi)
Pendekatan antropologis menganggap komunikasi non-verbal terpengaruh oleh kultur atau masyarakat, dan pendekatan ini diwakili oleh dua teori yang dikemukakan oleh Birdwhistell dan Edward T. Hall.

Analogi Lingustik
Dalam teorinya ini Birdwhistell mengasumsikan bahwa komunikasi non-verbal memiliki struktur yang sama dengan komunikasi verbal. Bahasa distrukturkan atas bunyi dan kombinasi bunyi yang membentuk apa yang disebut dengan kata. Kombinasi kata dalam suatu konteks akan membentuk kalimat, dan berikutnya kombinasi kalimat akan membentuk paragraph. Birdwhistell mengemukakan bahwa hal yang sama terjadi dalam konteks non-verbal, yaitu terdapat ‘bunyi non-verbal’ yang disebut allokines (suatu gerakan tubuh terkecil yang sering kali tidak dapat dideteksi). Kombinasi allokines akan membentuk kines dalam suatu bentuk yagn serupa dengan bahasa verbal, yang dalam teori ini disebut sebagai analogi linguistic.

Teori ini mendasarkan penjelasannya pada enam asumsi sebagai berikut:
  1. Terdapat tingkat saling ketergantungan yang tinggi antara kelima indera manusia, yang bersama-sama dengan ungkapan verbal akan membentuk ‘infracommunicational system’.
  2. Komunikasi kinesic berbeda antar kultur dan bahkan antara mikrokultur.
  3. Tidak ada symbol bahasa tubuh yang universal
  4. Prinsip-prinsip pengulangan tidak terdapat pada perilaku kinesic
  5. erilaku kinesic lebih primitif dan kurang terkendali dibanding komunikasi verbal
  6. Kita harus membandingkan tanda-tanda non-verbal secara berulang-ulang sebelum kita dapat memberikan interpretasi yang akurat
Keenam prinsip yang mendasari analogi linguistic ini pada dasarnya menyatakan bahwa kelima indera kita berinteraksi atau bekerja bersama-sama untuk menciptakan persepsi, dan dalam setiap situasi, satu atau lebih indera kita akan mendominasi indera lainnya. Menurut Birdwhistell, perilaku kinesic bersifat unik bagi tiap kultur atau sub-kultur, sehingga perbedaan individu dalam komunikasi nonverbal merupakan fungsi kultur atau subkultur di mana individu tersebut berada. Oleh karenanya, kultur harus diperhitungkan dalam studi tentang komunikasi non-verbal.

Prinsip ketiga menegaskan kembali bahwa perilaku non-verbal lebih banyak diperoleh sebagai hasil belajar daripada faktor genetik yang diturunkan antar generasi. Dia juga menganggap bahwa komunikasi non-verbal lebih bersifat melengkapi komunikasi verbal daripada mengulang atau menggantikannya yaitu keduanya bekerja bersama-sama dalam menghasilkan makna. Dan akhirnya, karena komunikasi non-verbal tidak selalu dilakukan secara sadar lebih bersifat primitive, kita cenderung melupakan apa yang kita katakan secara nonverbal.

Birdwhistell menjelaskan bahwa fenomena parakinesic (yaitu kombinasi gerakan yang dihubungkan dengan komunikasi verbal) dapat dipelajari melalui struktur gerakan. Struktur ini mencakup tiga factor yaitu; intensitas dari tegangan yang tampak dari otor, durasi dari gerakan yang tampak, dan luasnya gerakan. Dari factor-factor ini kita dapat menganalisis berbagai klasifikasi gerakan / perilaku yang meliputi allokine, kine, kineme.

Analogi Kultural
Analogi cultural yang dikemukakan oleh Edward T. Hall membahas komunikasi non-verbal dari aspek proxemics dan chronemics. Teori Hall mengenai proxemics mengacu kepada penggunaan ruang sebagai ekspresi specific dari kultur. Teori Hall mencakup batasan-batasan mengenai ruang yang disebutnya sebagai lingkungan, territorial, dan personal. Lebih lanjut dia mengemukakan adanya tiga jenis ruang masing-masing dengan norma dan ekspektasi yang berbeda, yaitu informal space, ruang terdekat yang mengitari kita (personal space), fixed feature space yaitu benda disekitar lingkungan dekat kita yang realatif sulit bergerak atau dipindahkan seperti rumah, tembok dan lain-lain. Semifixed-feature space yaitu barang-barang yang dapat dipindahkan yang berada dalam fixed-feature space.

Salah satu aspek terpenting dari teori Hall adalah kajiannya mengenai preferensi dalam personal space. Menurutnya, preferensi ruang seseorang ditentukan oleh tujuh faktor yang saling berkaitan yang tedapat dalam tiap kultur. Yang pertama adalah Jenis kelamin dan posisi dari setiap orang yang saling berinteraksi, yaitu lelaki atau perempuan dan apakah mereka duduk, berdiri dan sebagainya. Kedua, sudut pandang yang terbentuk oleh bahu dan dada/pungung dari orang yang berkomunikasi yang berada dalam jarak sentuhan (factor kinesthetic). Ketiga, sentuhan dan jenis sentuhan (factor zero-proxemic). Keempat, frekuensi dan cara-cara kontak mata (factor visual code). Kelima, persepsi tentang panas tubuh yang dapat dirasakan ketika berinteraksi (factor thermal code). Keenam, odor atau bau yang tercium ketika berinteraksi. Tujuh, kerasnya atau volume suara dalam interaksi.

Dalam analisisnya mengenai chronemics atau waktu sebagai salah satu tanda non-verbal, Hall mengemukakan bahwa norma-norma waktu ditentukan dalam berbagai kultur dalam bentuknya yang berbeda-beda. Waktu memiliki apa yang disebut dengan formal-time, informal-time, dan technical-time. Formal-time mencakup susunan dan siklus, memiliki nilai, memiliki durasi dan kedalaman. Informal time biasanya didefinisikan secara longgar dalam kultur, dan bekerja pada tataran psikologis dan sosiologis serta diungkapkan melalui individu atau kelompok.

Sosialisasi
Melalui cara sosialisasi masyarakat akan mengetahui peranan masing-masing dalam masyarakat, karenannya kita dapat bertingkah laku sesuai dengan peranan sosial masing-masing. Dalam usaha menjamin kelangsungan keadaan masyarakat yang tertib, disamping itu kita menjalankan proses-proses sosialisasi juga harus melaksanakan suatu usaha yang lainnya, yaitu usaha untuk melaksanakan kontrol sosial. Kontrol sosial adalah proses yang ditempuh dan semua sarana yang digunakan oleh masyarakat untuk membatasi kemungkinan terjadinya penyimpangan-penyimpangan dan pelanggaran-pelanggaran norma sosial oleh individu-individu warga masyarakat.

Proses sosialisasi merupakan suatu proses yang amat besar signifikannya bagi kelangsungan keadaan tertib masyarakat. Artinya hanya hanya lewat proses-proses sosialisasi itu sajalah norma-norma social yang menjadi determinan segala kegiatan tertib social itu dapat diwariskan dn diteruskan dari generasi ke generasi (dengan ataupun tanpa perubahan. Tanpa mengalami proses sosialisasi yang memadai tidak mungkin seseorang warga masyarakat akan dapat hidup normal tanpa menjumpai kesulitan dalam masyarakat. Hanya lewat proses-proses sosialisasi ini sajalah generasi-generasi muda akan dapat belajar bagaimana seharusnya bertingkah pekerti didalam kondisi dan situasi-situasi tertentu.

Kesulitan-kesulitan yang cukup besar pasti akan menimpa setiap individu yang tidak berkesempatan mendapatkan sosialisasi yang memadai yang karenanya akan gagal didalam usaha-usahanya untuk menyesuaikan diri dangan nerma-norma sosial, khususnya dengan tingkah pekerti, tingkah pekerti orang lain di dalam masyarakat.

Bagi masyarakat sendiri, kegagalan-kegagalan demikian tentu saja akan dirasakan pula sebagai sesuatu hal yang amat menyulitkan dan pastikan akan mengganggu kelangsungan keadaan tertib masyarakat. Demikian sesungguhnya, sosialisasi harus dilaksanakan bukan hanya untuk kepentingan masyarakat saja, tetapi sekaligus dirasakan pula sebagai kepentingan warga masyarakat sendiri secara individu.

Rabu, 10 Oktober 2012

Pengertian dan Definisi Komunikasi Bisnis menurut beberapa ahli


Djoko Purwanto, M.B.A dalam bukunya Komunikasi Bisnis Edisi Ketiga mengemukakan bahwa Komunikasi Bisnis adalah Komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam bentuk komunikasi, baik komunikasi verbal maupun komunikasi nonverbal untuk mencapi tujuan tertentu.

Definisi Komunikasi Bisnis menurut Wikipedia bahasa Indonesia http://id.wikipedia.org/wiki/Komunikasi_bisnis menjelaskan bahwa Komunikasi Bisnis adalah pertukaran gagasan, pendapat, informasi, instruksi yang memeiliki tujuan tertentu yang disajikan personal maupun impersonal melalui symbol-simbol atau sinyal. Referensi dari Rosenblatt, S. Bernard.Communication in Business. Prentice Hall, Inc. Engelwood Cliffs, NJ (1985).

Definisi Komunikasi Bisnis menurut Katz (1994:4) yaitu Komunikasi Bisnis adalah adanya pertukaran ide, pesan, dan konsep yang berkaitan dengan pencapaian serangkaian tujuan komersil.

Definisi yang dikemukakan oleh Persing (1981:108) yaitu Komunikasi Bisnis adalah proses penyampaian arti melalui lambing - lambang yang meliputi keseluruhan unsur-unsur yang berhubungan dengan proses penyampaian dan Penerimaan pesan, baik itu dalam bentuk tulisan, lisan, maupun nonverbal yang dilakukan di dalam suatu organisasi yang membayar orang yang secara bersama-sama memproduksi dan memasarkan barang-barang dan jasa guna memperoleh keuntungan.

Definisi Komunikasi Bisnis menurut Rosenbalt (1982:7) yaitu Komunikasi Bisnis adalah pertukaran ide-ide opini, informasi, instruksi dan sejenisnya, yang dikemukakan baik secara personal ataupun nonpersonal melalui simbol atau tanda, untuk mencapai tujuan- tujuan perusahaan.
“Business Communication are purposive interchange of ideas, opinions, information, instructions, and the like, presented personally or impersonally by symbols or signal as attain the goals of the organizations."

sumber : http://adf.ly (Belajar Ngeblog)

TEORI EKONOMI BISNIS INTERNASIONAL

Lahirnya Merkantilisme
Perkembangan perdagangan internasional pada dsarnya diawali dengan perkembangan yang terjadi di Eropa saat beberapa kerajaan memiliki pusat perdagangan seperti London, Napoli, Paris dan Milan sebagai pusat industri rumah tangga. Perkembangan itu telah mendorong perubahan dalam masyarakat dari masyarakat yang feodal menuju masyarakat yang kapitalis. Muncul banyak pedagang yang kemudian melahirkan hubungan antara penguasa dan pedagang untuk memenangkan perdagangan. Tidak heran pada masa itu muncul hubungan khusus antara pedagang dengan keluarga raja untuk mendapatkan proteksi.
Pasca masa pencerahan atau renaisance telah mendorong masyarakat Eropa untuk mencari daerah baru dan membuka daerah yang belum mereka tmui terutama di belahan dunia timur. Penemuan-penemuan baru pasca pencerahan telah membuat banyak kerajaan di Eropa yang melakukan penjelajahan yang diawali oleh Spanyol. Keberhasilan Spanyol kemudian diikuti oleh negara lain seperti Portugal, Inggris, Belanda dan Perancis. Mulai saat itulah mulai masuk bangsa Barat kenegara Timur yang kemudian kita kenal dengan Negara Dunia Ketiga.
Dalam masyarakat kemudian muncul kelompok-kelompok baru yaitu kelas pedagang atau kelas kapitalis yang menjadi agen pembangunan dan perubahan struktur ekonomi di negara Eropa. Muncul agen-agen perdagangan seperti The Merchant Adventures, The Eastland Company, The Muscovy Company, The East India Company dan VOC yang berusaha mengeruk keuntungan sebesar mungkin melalui monopoli dan kolonialisme. Hal ini mencapai puncak ketika kepentingan pedagang menjadi kepentingan negara yang kemudian dikenal dengan merkantilisme. Pada abad ke-17 kepentingan negarawan terpusat pada politik, tetapi merkantilisme merupakan tahap awal dari kebihajakan ekonomi yang dikenal dengan istilah the commercial or mercantile system dari Adam Smith, pendiri aliran klasik.
Teori kaum Merkantilisme
Gambar: buyturquoise

Menurut perdagangan merkantilisme bahwa sumber kemakmuran terletak pada banyaknya persediaan logam mulia ( emas dan perak ) serta dicapainya ekspor surplus atas nilai impor. Tindakan untuk merealisir hal tersebut adalah :
1.      Mendorong meningkatkan ekspor, misalnya dengan pemberian subsidi kepada industri dalam negeri, pemberian premi ekspor, melarang tenaga ahli pindah ke luar negeri;
2.      Membatasi impor, misalnya dengan tariff bea masuk, pelarangan impor, kuota impor;
3.      Memperluas daerah koloni atau jajahan guna mendapatkan logam mulia atau untuk mendapatkan bahan mentah yang murah;
4.      memperoleh monopoli dalam perdagangan.

Teori Keunggulan Absolut
Teori ini dikemukakan oleh Adam Smith dalam bukunya “ The Wealth of Nation “ tahun 1776, yang mengatakan bahwa sumber-sumber kemakmuran itu tidaklah terletak pada banyaknya logam mulia yang dimiliki akan tetapi terletak pada banyaknya barang-barang yang dimiliki melalui kegiatan produksi dan mengembangkan hasil produksi tersebut melalui kegiatan perdagangan.
Disamping itu Adam Smith juga mengemukakan ide tentang pentingnya “ pembagian kerja internasional “ (spesialisasi) dalam perdagangan, artinya suatu Negara lebih baik memfokuskan diri pada kegiatan produksi barang-barang tertentu yang memiliki efisiensi lebih tinggi dibandibandingkan denagn Negara lain. Dengan adanya spesialisasi suatu Negara akan memperoleh keuntungan, yaitu jumlah produksi lebih banyak, kualitasnya labih baik dan harga lebih murah.

Teori keunggulan komparatif
Teori ini dikemukakan oleh David Ricardo dalam bukunya yang berjudul “ Principles of Political Economy and Taxation “ tahun 1817. Menurut Ricardo dibedakan menjadi :
1. Perdagangan dalam negeri;
2. Perdagangan luar negeri.
Untuk perdagangan dalam negeri Ricardo berlaku teori keunggulan mutlaknya Adam Smith, sedangkan untuk perdagangan luar negeri menggunakan teori keunggulan biaya komparatif.
Keunggulan komparatif adalah keunggulan yang diperoleh suatu Negara ( dari menjalankan spesialisasi ) karena dapat menghasilkan produk dengan biaya relative yang lebih rendah daripada Negara lain. Menurut teori ini perdagangan masih tetap bisa dilakukan meskipun suatu Negara tidak memiliki keunggulan mutlak sekalipun terhadap Negara lain. Menurut teori ini setiap Negara akan cenderung untuk melakukan spesialisasi dan mengekspor barang-barang produksinya yang memiliki keunggulan komparatif.
Teori Ricardo ini berdasarkan pada beberapa asumsi, yaitu :
1.      Perdagangan internasional hanya terjadi antara dua Negara;
2.      Barang-barang yang diperdagangkan hanya dua jenis;
3.      Perdagangan dilakukan secara bebas;
4.      Tenaga kerja bebas bergerak dalam negeri;
5.      Biaya produksi dianggap tetap;
6.      biaya transportasi tidak ada;
7.      Tidak ada perubahan teknologi.

Teori Modern Faktor Proporsi (Hecksher & Ohlin)
Teori yang lebih modern seperti yang dikemukakan oleh Hecksher dan Ohlin menyatakan bahwa perbedaan dalam oportunity cost suatu negara dengan negara lain karena adanya perbedaan dalam junilah factor produksi yang dimilikinya.
Suatu negara memiliki tenaga kerja lebih banyak danpada negara lain, sedang negara lain memiliki kapital lebih banyak daripada negara tersebut sehingga dapat menyebabkan terjadinya pertukaran.
Suatu negara, misalnya A, memiliki tenaga keija yang besar dan relatif sedikit kapital, maka untuk sejumlah pengeluaran uang tertentu akan memperoleh jumlah tenaga kenja lebih banyak daripada kapital. Misalnya uang RplOO,00 dapat dibeli 20 unit tenaga atau 5 Unit mesin, jadi 20 unit tenaga sama dengan 5 unit mesin.

KURS
Kurs  adalah harga sebuah mata uang yang dinyatakan dari segi mata uang lain
Daur Hidup Produk Internasional (International Product Life Cycle) IPLC
Merupakan sebuah teori yang menjelaskan mengapa suatu produk yang mula-mula sebagai ekspor sebuah negara akhirnya menjadi impornya.

Gambar daur hidup produk sumber:  people hofstra
Tahapan daur hidup produk itu melalui:
1.      Ekspor
2.      Produksi Luar negeri dimulai
3.      Persaingan luar negeri  dalam pasar ekspor
4.      Persaingan impor

Argumen-argumen bagi restriksi perdagangan dan tangkisannya:
  • Pertahanan Nasional;
  • Melindungi Industri yang baru tumbuh;
  • Melindungi tenaga kerja domestic dari tenaga asing yang murah;
  • Tarif ilmiah atau persaingan yang adil;
Tindakan balasan:
  • Dumping : menjual suatu produk di luar negeri dengan harga kurang dari biaya produksi, harga di pasar dalam negeri, atau harga untuk Negara-negara ketiga. Penggolongan Dumping:
1.      Dumping social: persaingan yng tidak adil oleh berbagai perusahaan di Negara-negara berkembang telah menurunkan biaya tenaga kerja dan memperburuk kondisi kerja;
2.      Dumping lingkungan: persaingan tidak adil disebabkan oleh belum adanya standar-standar lingkungan suatu Negara;
3.      Dumping jasa keuangan: Persaingan tidak adil yang disebabkan oleh rendahnya rasio modal bank/asset yang dipersyaratkan sebuah Negara;
4.      Dumping budaya: Persaingan tidak adil yang disebabkan oleh hambatan-hambatan budaya yang membantu perusahaan-perusahaan local.
  • Subsidi: sumbangan keuangan, diberikan secara langsung atau tidak langsung oleh pemerintah tanpa imbalan keuntungan, termasuk hibah, perlakuan pajak istimewa dan asumsi pemerintah mengenai pengeluaran bisnis yang normal
  • Sountervailing duties: pajak-pajak impor tambahan yang dikenakan atas impor yang telah diperoleh keuntungan dari subsidi ekspor

Jenis-jenis restriksi:
  • Hambatan tariff
  • Bea Ad Valorem, spesifik dan kombinasi
  • Harga resmi
  • Bea yang lebih rendah untuk masukan local yang lebih banyak
Hambatan-hambatan non tariff:
Kuantitatif
Kuota : jumlah yang dikenakan atas jenis impor tertentu
Hambatan ekspor sukarela (VER=Voluntary Export Restraints) yaitu kuota ekspor ang dikenakan Negara pengekspor

Karakteristik  Negara berkembang:
1.      PNB/Kapita kurang dari $9.265 (criteria bank umum);
2.      Distribusi pendapatan tidak merata;
3.      Dualism teknologi: campuran antara perusahan dengan teknologi mutakhir dan perusahaan dengan cara primitive;
4.      Dualisme regional: produktifitas, pendapatan dan pembangunan ekonomi yang tidak merata antar wilayah;
5.      80 s/d85% penghasilan penduduk dari sector pertanian yang relative kurang produktif;
6.      Pengangguran;
7.      Pertumbuhan penduduk tinggi 2.5 s/d 4% per tahun;
8.      Buta huruf tinggi;
9.      Kkeurangan gizi;
10.  Instabilitas politik;
11.  Sangat bergantung pada produk ekspor terutama pertanian dan pertambangan;
12.  Topografi yang tidak ramah (gurun, pegunungan, hutan);
13.  Tabungan rendah, fasuilitas bank kurang memadai.

TEORI INVESTASI INTERNASIONAL
  • Teori Keunggulan monopolistic: investasi langsung luar negeri dilakukan oleh perubahan dalam industry oligopolistic memiliki keunggulan teknis dan keunggulan lain atas perusahaan pribumi.
  • Ketidaksempurnaan pasar produk dan factor produksi
  • Daur hidup produk internsional (International Product Life Cycle-IPLC)
  • Investasi silang: investasi langsung luar negeri oleh perusahaan oligopoly di Negara-negara asal masing-masing sebagai tindakan pertahanan
  • Teori internalisasi: perluasan teori pasar tidak sempurna: untuk memperoleh laba yang lebih tinggi atas investasinya, sebuah perusahaan akan mentransfer pengetahuan unggulnya ke cabang di luar negeri dari pada menjualnya di pasar terbuka.
  • Teori Eklektik Produksi Internasional dari Dunning: Bgai perusahaan yang akan melakukan investasi di luar negeri ia harus mempunyai 3 jenis keunggulan yaitu: kepemilikan yang khas, internalisasi dan kekhasan lokasi.
REFFERENSI:
Donal A. Ball, Wendell H. McCulloch, Jr, Paul L. Frantz, J. Michael Geringer, Michael S.Minor (2004) Bisnis Internasional: Tantangan Persaingan Global, Penerbit Salemba Empat, Jakarta.
http://www.docstoc.com
http://dte.gn.apc.org
http://artikelgado2-tiyas.blogspot.com
http://bayu96ekonomos.wordpress.com
http://karya2011.wordpress.com/2011/01/26/teori-ekonomi-bisnis-internasional

Senin, 08 Oktober 2012

TANTANGAN KOMPETENSI KOMUNIKASI BISNIS DI MASA DEPAN


I. Pendahuluan


 Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan atau informasi diantara dua orang atau lebih dengan harapan terjadinya pengaruh yang positif atau menimbulkan efek tertentu yang diharapkan. Komunikasi adalah persepsi dan apresiasi.

Ada lima komponen penting untuk diperhatikan dalam proses komunikasi, yaitu :
a. Pengirim pesan (sender atau komunikator)
b. Pesan yang dikirimkan (message)
c. Bagaimana pesan tersebut disampaikan (delivery channel atau media)
d. Penerima pesan (receiver atau komunikan); dan
e. Umpan balik (feedback) atau effect

Untuk dapat mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi secara efektif, baik secara personal maupun professional paling tidak kita harus menguasai empat jenis keterampilan dasar dalam berkomunikasi, yaitu :

a. menulis,
b. membaca,
c. berbicara; dan
d. mendengar.
Disadari ataupun tidak, setiap hari kita melakukan, paling tidak, satu dari keempat hal tersebut diatas dengan lingkungan kita. Seperti juga pernafasan, komunikasi sering dianggap sebagai suatu kejadian otomatis dan terjadi begitu saja, sehingga seringkali kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukannya secara efektif.
Aktivitas komunikasi adalah aktivitas rutin serta otomatis dilakukan, sehingga kita tidak pernah mempelajarinya secara khusus, seperti bagaimana menulis ataupun membaca secara cepat dan efektif ataupun berbicara secara efektif serta menjadi pendengar yang baik.
Menurut Stephen Covey, komunikasi merupakan keterampilan yang penting dalam hidup manusia. Unsur yang paling penting dalam berkomunikasi adalah bukan sekedar apa yang kita tulis atau yang kita katakan, tetapi karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan pesan kepada penerima pesan. Penerima pesan tidak hanya sekedar mendengar kalimat yang disampaikan tetapi juga membaca dan menilai sikap kita. Jadi syarat utama dalam komunikasi yang efektif adalah karakter kokoh yang dibangun dari fondasi etika serta integritas pribadi yang kuat.
Tidak peduli seberapa berbakatnya seseorang, betapapun unggulnya sebuah tim atau seberapapun kuatnya kasus hukum, keberhasilan tidak akan diperoleh tanpa penguasaan keterampilan komunikasi yang efektif. Keterampilan melakukan komunikasi yang efektif akan berperan besar dalam mendukung pencapaian tujuan dari seluruh aktivitas. Untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif, maka kemampuan untuk mengirimkan pesan atau informasi yang baik, kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik, serta keterampilan menggunakan berbagai media atau alat audio visual merupakan bagian yang sangat penting.
Komunikasi seringkali terganggu atau bahkan dapat menjadi buntu sama sekali. Faktor hambatan yang biasanya terjadi dalam proses komunikasi, dapat dibagi dalam 3 jenis sebagai berikut :

- Hambatan Teknis


Hambatan jenis ini timbul karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidang teknologi komunikasi dan sistim informasi, sehingga saluran komunikasi dalam media komunikasi dapat diandalkan serta lebih efisien.


- Hambatan Semantik


Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara efektif. Definisi semantik adalah studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Suatu pesan yang kurang jelas, akan tetap menjadi tidak jelas bagaimanapun baiknya transmisi.

Untuk menghindari mis-komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat dan sesuai dengan karakteristik komunikannya, serta melihat dan mempertimbangkan kemungkinan penafsiran yang berbeda terhadap kata-kata yang digunakannya.

- Hambatan Manusiawi

 
Hambatan jenis ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh orang-orang yang terlibat dalam komunikasi, baik komunikator maupun komunikan.

Menurut Cruden dan Sherman, hambatan ini mencakup :

· Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia, seperti perbedaan persepsi, umur, keadaan emosi, status, keterampilan mendengarkan, pencarian informasi, penyaringan informasi.
· Hambatan yang ditimbulkan oleh iklim psikologis dalam organisasi atau lingkungan sosial dan budaya, seperti suasana dan iklim kerja serta tata nilai yang dianut .
Ditinjau dari aspek bisnis, organisasi adalah sarana manajemen (dilihat dari aspek kegiatannya). Korelasi antara Ilmu Komunikasi dengan Organisasi terletak pada peninjauannya yang berfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi.
Dalam lingkup organisasi, tujuan utama komunikasi adalah memperbaiki organisasi, yang ditafsirkan sebagai upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan manajemen. Komunikasi organisasi terjadi setiap saat. Dan dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarchies antara satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.
Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas dan efisiensi produk kerja di dalam struktur (jenjang / level) dan sistem organisasi yang kondusif. Dalam kegiatan komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif, yaitu agar pihak lain mengerti dan tahu, tetapi juga haruslah Persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.
Dalam proses komunikasi semua pesan atau informasi yang dikirim akan diterima dengan berbagai perbedaan oleh penerima pesan/informasi, baik karena perbedaan latar belakang, persepsi, budaya maupun hal lainnya. Untuk itu, suatu pesan atau informasi yang disampaikan hendaknya memenuhi 7 syarat atau dikenal juga dengan 7 C, yaitu :

1. Completeness (Lengkap)


Suatu pesan atau informasi dapat dikatakan lengkap, bila berisi semua materi yang diperlukan agar penerima pesan dapat memberikan tanggapan yang sesuai dengan harapan pengirim pesan


2. Conciseness (Singkat)


Suatu pesan dikatakan concise bila dapat mengutarakan gagasannya dalam jumlah kata sekecil mungkin (singkat, padat tetapi jelas) tanpa mengurangi makna, namun tetap menonjolkan gagasannya.


3. Consideration (Pertimbangan)


Penyampaian pesan, hendaknya menerapkan empati dengan mempertimbangkan dan mengutamakan penerima pesan.


4. Concreteness (konkrit)


Penyampaian pesan hendaknya disampaikan dengan bahasa yang gambalang, pasti dan jelas.


5. Clarity (Kejelasan)


 Pesan hendaknya disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan mudah diinterpretasikan serta memiliki makna yang jelas.


6. Courtessy (Kesopanan)


Pesan disampaikan dengan gaya bahasa dan nada yang sopan, akan memupuk hubungan baik dalam komunikasi bisnis.


7. Correctness (ketelitian)


Pesan hendaknya dibuat dengan teliti, dan menggunakan tata bahasa, tanda baca dan ejaan dengan benar (formal atau resmi).



II. Pentingnya Kemampuan Komunikasi Bisnis


Tantangan seorang manajer di masa depan relatif akan semakin sulit, yang menuntut kemampuan untuk mengkomunikasikan ide gagasan dan tujuan dalam lingkungan organisasinya serta bagaimana menyampaikan produk atau jasa yang dimilikinya kepada pelanggan. Di sisi lain, proses manajemen, adalah suatu aktivitas komunikasi. Terdapat 6 kendala yang mungkin muncul saat manajer mengkomunikasikan bisnis organisasinya, yaitu :


a. Struktur komunikasi yang buruk


Struktur komunikasi adalah faktor esensial, yang menentukan baik-buruknya komunikasi bisnis. Tidak penting apakah audiencenya hanya satu orang atau ribuan orang dan sekalipun di tengah bisingnya lingkungan bisnis dan pemasaran, pesan yang disampaikan haruslah terdengar dan dimengerti. Struktur komunikasi yang baik, mengikuti pola :

- pembukaan
- isi
- penutup
selanjutnya : Umum à Detil à Umum atau Global à Detil à Global

b. Penyampaian yang lemah


 Tidak menjadi menjadi masalah, apakah pesan itu penting atau impresif. Namun apabila disampaikannya tanpa “sentuhan yang kuat”, hasilnya tidak akan dapat menyakinkan orang lain sesuai harapan. Disamping itu, meskipun telah dilakukan “sentuhan “ yang sudah tepat ternyata seringkali juga masih memerlukan waktu untuk mendapatkan respons. Dengan demikian, pesan yang kuat, tidak boleh seperti lawakan yang tidak lucu. Pesan yang disampaikan haruslah ‘menyentuh’ secara kuat dan telak, tidak sekedar mengelus-elus atau mengingatkan.


c. Penggunaan media yang salah


Perlu untuk mempertimbangkan siapa, dari kalangan atau status sosial mana dan karakteristik unik lainnya dari sasaran yang kita tuju, sehingga kita dapat memilih media yang tepat. Jika pesan yang disampaikan sangat kompleks, berikanlah ruang agar audience kita dapat mencerna pesan tersebut secara lebih leluasa, sesuai kecepatan mereka, seperti di kamar tidur, kamar mandi, televise, radio, majalah, koran dan lain sebagainya.


d. Pesan yang campur aduk


Pesan yang campur aduk, hanya akan menimbulkan kebingungan atau bahkan cemoohan dari audience. Seperti, larangan untuk memberikan hadiah kepada klien, tetapi pada saat yang sama memberikan pengecualian untuk klien-klien baru atau pelanggan VIP yang berpotensi besar pada bisnis perusahaan. Sementara, kriteria dari klien potensial atau pelanggan VIP tersebut tidak dirinci secara jelas.


e. Salah Audience


Topik yang dipilih hendaknya relevan dan sesuai dengan ekspektasi audience. Sebagai contoh, misalnya dalam event pertemuan antara wakil dari Pemerintah dan Pengusaha, namun dalam presentasi disajikan tentang analisis situasi politik dan pemerintahan, sedangkan para pengusaha, sebenarnya lebih mengharapkan penjelasan bagaimana tindakan atau langkah-langkah konkrit yang diambil pemerintah untuk menciptakan iklim usaha yang kondusif.


f. Lingkungan yang mengganggu


 Lingkungan yang mengganggu jelas merupakan kendala dalam komunikasi, sehingga pesan yang disampaikan tidak dapat diterima / didengar secara optimal. Seperti Suara penyaji yang tidak cukup terdengar oleh Audience, Suara keras dari luar ruangan, (seperti raungan sirine ambulan atau suara lalu lintas yang padat ), Bunyi handphone dari kantong audience, Interupsi, Sesi bicara yang menegangkan, dsb. Oleh karena itu, perlunya pemilihan tempat yang tepat serta upaya agar audience fokus dengan pesan yang disampaikan.


Kendala komunikasi bisnis dapat bermacam-macam, namun dengan kehati-hatian serta kecermatan, sebagian kendala tersebut akan dapat diatasi. Presentasi yang disampaikan akan lebih bermakna dengan kendala yang diminimalisir, sehingga pesan yang disampaikan dapat memberikan efek yang diharapkan.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan sistim informasi, komunikasi berkembang menjadi suatu bisnis tersendiri. Perkembangan sistim informasi dan teknologi mempercepat proses Globalisasi, sehingga proses komunikasi terjadi setiap saat tanpa berhenti dan berlangsung pada saat yang hampir bersamaan di seluruh belahan dunia. Informasi dengan mudah dan cepat menyebar, bahkan nyaris tanpa penghalang apapun .
Perkembangan teknologi yang semakin pesat, memungkinkan orang untuk berkomunikasi melalui berbagai macam media. Tantangan ke depan, bukan saja sekedar menjual produk & jasa perusahaan, tetapi bagaimana menyampaikan pesan bahwa produk atau jasa yang ditawarkan dapat memberikan manfaat kepada banyak orang dari berbagai ragam budaya, latar belakang, dan sebagainya. Proses penyampaian pesan atau informasi tersebut, dapat dilakukan secara satu arah, seperti melalui media elektronik atau media cetak juga dapat dilakukan secara dua arah (interaktif) melalui jaringan internet.


III. Komunikasi Bisnis dan E – Commerce


Perdagangan sebenarnya merupakan kegiatan yang dilakukan manusia sejak awal peradabannya. Sejalan dengan perkembangan manusia, cara dan sarana yang digunakan untuk berdagang senantiasa berubah. Bentuk perdagangan terbaru yang kian memudahkan penggunaannya kini adalah e-commerce. Secara umum, e-commerce dapat didefinisikan sebagai segala bentuk transaksi perdagangan atau perniagaan barang dan jasa dengan menggunakan media elektronik.. Media elektronik yang popular digunakan saat ini adalah internet. Perkembangan teknologi di masa mendatang, memberikan kemungkinan yang terbuka untuk penggunaan media lain selain internet.


Di dalam e-commerce, para pihak yang melakukan kegiatan perdagangan / perniagaan hanya berhubungan melalui suatu jaringan publik (public network) yang dalam perkembangan terakhir menggunakan media internet. E-commerce adalah kegiatan-kegiatan bisnis yang menghubungkan perusahaan, konsumen dan suatu komunitas melalui transaksi elektronik serta perdagangan barang, layanan dan informasi yang dilakukan secara elektronik.


E-commerce digunakan sebagai transaksi bisnis antara perusahaan yang satu dengan perusahaan lainnya, antara perusahaan dengan pelanggan (pelanggan), atau antara perusahaan dengan institusi yang bergerak dalam pelayanan publik. Sistem E-commerce dapat diklasifikasikan kedalam tiga tipe aplikasi, yaitu :


a. Electronic Markets (EMs),


 yaitu sebuah sarana yang menggunakan teknologi informasi dan komunikasi untuk melakukan atau menyajikan penawaran dalam sebuah segmen pasar, sehingga pembeli dapat membandingkan berbagai macam harga yang ditawarkan. Dalam pengertian lain, EMs adalah sebuah sistem informasi antar organisasi yang menyediakan fasilitas-fasilitas bagi para penjual dan pembeli untuk bertukar informasi tentang harga dan produk yang ditawarkan. Keuntungan fasilitas EMs bagi pelanggan terlihat lebih nyata dan efisien dalam hal waktu, sedangkan bagi penjual, ia dapat mendistribusikan informasi mengenai produk dan service yang ditawarkan dengan lebih cepat sehingga dapat menarik pelanggan lebih banyak.


b. Elektronic Data Interchange (EDI),


adalah sarana untuk mengefisienkan pertukaran data transaksi-transaksi regular yang berulang dalam jumlah besar antara organisasi-organisasi komersial. Secara formal, EDI didefinisikan oleh International Data Exchabge Association (IDEA) sebagai “transfer data terstruktur dengan format standard yang telah disepakati, yang dilakukan dari satu sistem komputer ke sistem komputer lain dengan menggunakan media elektronik”. EDI sangat luas penggunaaanya, biasanya digunakan oleh kelompok retail besar, ketika melakukan transaksi bisnis dengan para supplier mereka. EDI memiliki standarisasi pengkodean transaksi perdagangan, sehingga organisasi komersial tersebut dapat berkomunikasi secara langsung dari satu sistem komputer ke sistem komputer yang lain, tanpa memerlukan hardcopy atau faktur, sehingga terhindar dari penundaan, kesalahan yang tidak disengaja dalam penanganan berkas dan intervensi dari manusia. Keuntungan menggunakan EDI adalah waktu pemesanan yang singkat, mengurangi biaya, mengurangi kesalahan, respon dan pengiriman faktur yang cepat dan akurat serta pembayaran dapat dilakukan secara elektronik.


c. Internet Commerce,

A
dalah penggunaan internet yang berbasis teknologi informasi dan komunikasi untuk aktivitas perdagangan. Kegiatan komersial ini, seperti iklan dalam penjualan produk dan jasa. Transaksi yang dapat dilakukan di internet, antara lain pemesanan/pembelian barang dimana barang akan dikirimkan melalui pos atau sarana lain setelah uang ditransfer ke rekening penjual. Penggunaan internet sebagai media pemasaran dan saluran penjualan terbukti memberikan keuntungan, antara lain :

· untuk beberapa produk tertentu lebih sesuai ditawarkan melalui internet;

· harga lebih murah mengingat membuat situs di internet lebih murah biayanya dibandingkan dengan membuka outlet retail di berbagai tempat;
· internet merupakan media promosi perusahaan dan produk yang paling tepat dengan harga yang relatif lebih murah; serta
· pembelian melalui internet selalu akan diikuti dengan layanan pengantaran barang sampai di tempat pemesan.

Berbeda dengan transaksi perdagangan biasa, transaksi e-commerce memiliki beberapa karakteristik yang sangat khusus, yaitu :


a. Transaksi tanpa batas : Sebelum era internet, batas-batas geografi seringkali menjadi penghalang suatu perusahaan atau individu yang ingin go-international, sehingga hanya perusahaan atau individu yang bermodal besar saja yang dapat memasarkan produknya ke luar negeri. Dewasa ini, dengan internet pengusaha kecil dan menengah dapat memasarkan produknya secara internasional, cukup dengan membuat situs web atau dengan memasang iklan di situs-situs internet tanpa dibatas waktu (24 jam), dan tentu saja pelanggan dari seluruh dunia dapat mengakses situs tersebut serta melakukan transaksi secara on line.


b. Transaksi anonim: Para penjual dan pembeli dalam transaksi melalui internet tidak harus bertemu muka satu sama lainnya. Penjual tidak memerlukan nama dari pembeli sepanjang pembayarannya telah diotorisasi oleh penyedia layanan sistem pembayaran yang ditentukan, pada umumnya dengan kartu kredit,


c. Produk Digital dan Non Digital : Produk-produk digital seperti software computer, musik dan produk lain yang bersifat digital, dapat dipasarkan melalui internet dengan cara mendownload secara elektronik. Dalam perkembangannya obyek yang ditawarkan melalui internet juga meliputi barang-barang kebutuhan lainnya.


d. Produk barang tak berwujud; Banyak perusahaan yang bergerak di bidang e-commerce menawarkan barang tak berwujud (intangible) seperti data, software dan ide-ide yang dijual melalui internet.

Implementasi e-commerce pada dunia industri, semakin lama semakin luas tidak hanya memberikan kemudahan dalam bisnis, tetapi juga mengubah suasana kompetisi menjadi semakin dinamis dan global. Perkembangan teknologi tidak hanya mendukung kelancaran dan keberlangsungan suatu aktivitas bisnis, namun juga menciptakan industri baru dalam komunikasi bisnis.

Penerapan e-commerce, telah menciptakan suatu komunitas tersendiri yang dinamakan Komunitas Bisnis Elektronik (electronic business community). Komunitas ini memanfaatkan cyberspace sebagai tempat bertemu, berkomunikasi dan berkoordinasi secara intensif dengan memanfaatkan media dan infrastruktur telekomunikasi serta teknologi informasi dalam menjalankan kegiatannya seharai-hari. Seperti halnya pada masyarakat tradisional, pertemuan antara berbagai pihak dengan beragam kepentingan secara natural telah membentuk sebuah pasar tersendiri tempat bertemunya permintaan (demand) dan penawaran (supply). Dengan perkembangan teknologi e-commerce, maka transaksi tadi dapat dengan mudah dilakukan, sekalipun kedua pihak yang bertransaksi berada pada sisi geografis yang berbeda.

Banyak orang mengasumsikan, bahwa e-commerce dan e-bisnis adalah sama. Istilah e-commerce dan e-bisnis terdengar hampir sama, tapi secara teknis sebenarnya keduanya berbeda. E-commerce memiliki pengertian yang lebih sempit dibandingkan e-bisnis, dimana e-commerce adalah sub perangkat atau bagian dari e-bisnis. E-bisnis memiliki makna yang lebih luas dan menunjuk kepada penggunaan teknologi untuk menjalankan bisnis yang memberikan hasil atau dampak besar kepada bisnis secara keseluruhan.
Istilah e-bisnis mengcover semua area bisnis. E-bisnis terjadi ketika perusahaan atau individu berkomunikasi dengan para klien atau nasabah secara e-mail, Pemasaran dilakukan melalui internet, menjual produk atau jasa melalui internet untuk promosi produk dan jasa, dan sebagainya. Sedangkan E-commerce mengacu kepada penggunaan internet untuk belanja on line, seperti belanja produk atau jasa melalui internet. Sampel lainnya adalah ketika individu atau perusahaan membayar sejumlah uang melalui internet.
Di era e-bisnis, Berbagai aktivitas, mulai dari sekedar pembicaraan tekstual sampai dengan transaksi bisnis telah dilakukan melintasi batas demi batas dan zona waktu yang hampir pada saat yang bersamaan. Dalam situasi seperti ini, peluang untuk berbagai kesempatan menjalin relasi bisnis, persahabatan ataupun lainnya terbuka lebar.

Di Indonesia, internet belum terlalu popular digunakan menjadi media interaktif bisnis, bukan hanya karena minimnya penetrasi infrastruktur internet ke lapisan masyarakat, tetapi juga masih banyak pelaku usaha yang belum memahami bagaimana mengkomunikasikan bisnis melalui jaringan teknologi mutakhir ini. Hampir semua calon konsumen di Indonesia masih memiliki keragu-raguaan (skeptis) untuk melakukan transaksi di jaringan toko maya ini, yang antara lain disebabkan oleh :


a. Masalah Kepercayaan; Mayoritas konsumen di Indonesia masih belum mempercayai kebenaran sistem penjualan on line, karena takut tertipu disamping tidak melihat langsung produk yang ditawarkan.


b. Masalah Pembayaran; mayoritas konsumen meragukan keamanan cara pembayaran yang dilakukannya melalui internet.


c. Masalah Info produk; Keraguan ini timbul, karena calon konsumen tidak bisa melihat langsung barang yang dijual, sehingga selain tidak yakin dengan kualitas produk yang ditawarkan juga meragukan kebenarannya.


d. Mayoritas konsumen di Indonesia masih merasa lebih aman serta nyaman dalam bertransaksi yang dilakukan dengan cara interaksi dua arah secara langsung.


Bisnis di dalam era globalisasi akan diselenggarakan dalam dukungan penuh suatu kerja tim yang memiliki kemampuan untuk memadukan :


1. Keuletan bernegosiasi dengan wawasan (vision)

2. Kesabaran dan keuletan hati (tenacity)
3. Fleksibilitas dengan fokus.

Bisnis dalam era globalisasi dilakukan dengan melintasi jarak, keanekaragaman lingkungan dan waktu secara cepat dan mudah. Untuk dapat bersaing dan berhasil dalam lingkungan global yang dinamis, haruslah dibekali dengan kesungguhan, kemampuan dan inovasi serta selalu siap dan waspada dalam menghadapi perubahan lingkungan bisnis yang cepat.


Di era globalisasi ini, dunia bisnis menghadapi lingkungan persaingan yang cenderung semakin turbulen. Peran komunikasi bisnis menjadi semakin sangat penting, yaitu kemampuan membaca, menafsirkan laporan dan informasi dari lingkungan. Disamping kemampuan menyampaikan gagasan, baik lisan maupun tertulis secara sistematik.


Di era globalisasi, keterampilan lintas budaya menjadi tuntutan dan persyaratan, berupa kemampuan berinteraksi dengan berbagai ragam budaya, gaya manajemen / bisnis bangsa lain, maupun kerjasama tim, baik intern maupun dalam suatu aliansi strategis dengan mitra bisnis.



III. Penutup


Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas dan efisiensi produk kerja di dalam struktur dan sistem organisasi. Dalam kegiatan komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif tetapi juga haruslah Persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.


Di era globalisasi ini, tantangan seorang manajer di masa depan relatif akan semakin sulit, karena dunia bisnis menghadapi lingkungan persaingan yang cenderung semakin turbulen. Para manajer perlu membekali diri dengan keterampilan lintas budaya, berupa kemampuan berinteraksi dengan berbagai ragam budaya, gaya manajemen / bisnis bangsa lain, maupun kerjasama tim, baik intern maupun dalam suatu aliansi strategis dengan mitra bisnis. Disini peran komunikasi bisnis menjadi semakin sangat penting, yaitu kemampuan membaca, menafsirkan laporan dan informasi dari lingkungan. Disamping menyampaikan gagasan, baik lisan maupun tertulis secara sistematik.


Di era e-bisnis, Komunikasi berkembang menjadi suatu bisnis tersendiri. Perkembangan sistim informasi dan teknologi mempercepat proses Globalisasi dan memberikan peluang bagi dunia usaha di Indonesia untuk mengembangkan usahanya, melalui berbagai kesempatan menjalin relasi bisnis, pemasaran produk ataupun lainnya. Melalui e-bisnis, transaksi bisnis telah dilakukan melintasi batas demi batas dan zona waktu yang hampir pada saat yang bersamaan.


Aktivitas e-bisnis di Indonesia, merupakan tantangan tersendiri bagi para manajer untuk mengkomunikasikan bisnisnya kepada masyarakat yang mayoritas skeptis terhadap sistem penjualan on line melalui perbaikan sistem, pemupukan tingkat kepercayaan masyarakat serta pemberian edukasi yang berkesinambungan.




Referensi :


1. Dr. Roy Rondonuwu, Dipl. Inf. M.Lib, Bahan Kuliah Komunikasi Bisnis Program Magister Universitas Padjdjaran, 2007

2. Yustina Sumardi & Sartini Moertono, Materi Pokok Komunikasi Bisnis, IBI,
3. Ido Priyono, Materi Kuliah Program Studi Manajemen Perhotelan UK Petra, 2000/2001
4. Bob Widyahartono, Strategi Pemasaran dalam Krisis Moneter: factor Sukses Utama Memasuki Pasar Global, Asia Pacific Manajemen Forum and Orient Pacific Century, 1999.
5. Aribowo Prijosaksono dan Roy Sembel, Komunikasi yang Efektif, www. sinarharapan.co.id, 14 agustus 2007.
6. “Motivasi, Komunikasi, Leadership, http://milis-bicara.blogspot.com/, 14 Agustus 2007
7. Johan Tambotoh, Sukses Menjalankan e-Bisnis, http://johantambotoh.wordpress.com/, 21 Agustus 2007.
8. Nofie Iman, Mengenal E-Commerce, http://www.nofieiman.com/
9. Siti Nur Aryani, Cyber Global dan Komunikasi Bisnis, http://www.pikiranrakyat.com/, 15 Desember 2006.
10. Johan Tambotoh, Membangun Strategi e-Bisnis, http://johantambotoh.wordpress.com/, 21 Agustus 2007
11. Johan Tambotoh, Seperti Apakah Websites Bisnis Yang Baik, http://johantambotoh.wordpress.com/, 21 Agustus 2007
12. Johan Tambotoh, Bangkitkan Bisnis dengan e-Marketing Plan, http://johantambotoh.wordpress.com/, 08 Mei 2007
13. Johan Tambotoh, Membangun Budaya Yang Berpusat Pada Pengetahuan, http://johantambotoh.wordpress.com/, 21 Agustus 2007
14. Nukman Luthfie, Tim Manajemen E-Business, www.swa.co.id, 09 Januari 2004.
15. Zainal Muttaqin, Tello: Solusi Komunikasi Bisnis, http://www.beritaiptek.com/, 4 Maret 2006
16. Mohamad BS, Satrindo Mita Utama Implementasikan SB One, http://www.swa.co.id/, 26 Juli 2007.
17. Mohamad BS, SUN Hadirkan Situs Berbasis Teknologi Java Mobile, http://www.swa.co.id/, 16 Mei 2006.
18. Dede Suryadi, Peran Cisco pada FIFA World Cup 2006, http://www.swa.co.id/, 04 juli 2006.
19. A. Mohamad BS, Google Perkenalkan Layanan Spreadsheet, http://www.swa.co.id/, 15 Junii 2006.
20. Dede Suryadi, ABN Amro Luncurkan Acces On Line dan Max Trad, http://www.swa.co.id/, 20 September 2006.
21. Syamsul Munir, Format Ritel Masa Depan, http://www.swa.co.id/, 31 Juli 2006
22. Nortel-Microsoft Berkolaborasi Untuk Solusi Komunikasi, http://www.mediaindo.co.id/, 16 September 2005.
23. Joko Susilo, ST, Informasi special di bulan Agustus 2007, http://www.formulabisnis.com/, 14 Agustus 2007
24. Wah, Microsoft dan Nortel Satukan Bisnis Komunikasi, http://kompas.com/, 29 September 2006.
25. A. Mohamad BS, Triwulan I 2006, Laba Google Naik 60%, http://www.swa.co.id/, 21 April 2006.

Kamis, 04 Oktober 2012

KOMUNIKASI YANG BAIK KUNCI SUKSES DALAM HIDUP DAN BISNIS




Oleh: Betti Alisjahbana
Komunikasi adalah pusat nadi manajemen di setiap tingkat. Tanpa ketrampilan berkomunikasi, kita sulit mengemukakan pemikiran, meyakinkan pihak lain atau bernegosiasi dengan baik. Ketrampilan komunikasi memungkinkan kita memenangkan argumentasi, sukses dalam penjualan, melakukan mediasi, memberikan informasi bahkan membangkitkan inspirasi. Kebanyakan problem dalam bisnis bersumber pada kegagalan komunikasi yang berakibat pada salah paham dan timbulnya kecurigaan.

Komunikasi Dimulai dengan Menjadi Pendengar yang Baik

Kegagalan komunikasi umumnya bersumber pada elemen terpenting dalam komunikasi – mendengarkan. Apabila Anda ingin mempengaruhi pihak lain, yang perlu dilakukan pertama kali adalah mengerti bagaimana jalan pikiran pihak lain tersebut. Mendengarkan dengan baik adalah elemen dasar untuk mengerti jalan pikiran orang lain.

Berikut ini adalah cara-cara yang bisa digunakan agar anda bisa menjadi pendengar yang baik dalam waktu singkat:
Fokus secara total pada orang yang sedang bicara pada Anda.
Jagalah kontak mata selama berkomunikasi. Jangan hentikan kontak mata ketika giliran Anda yang berbicara. Buat lawan bicara Anda merasakan bahwa anda telah memblok seluruh waktu anda untuk kepentingannya. Apabila ada kemungkinan Anda akan dipanggil selama pembicaraan, atau waktu Anda akan habis, sampaikanlah sebelum hal tersebut terjadi.
Gunakan bahasa tubuh untuk mempertegas bahwa Anda mendengarkan dengan aktif.

Simpulkan pokok-pokok pikiran yang disampaikan, minta konfirmasi bahwa Anda menangkapnya dengan benar.
Perhatikan agenda tersembunyi atau emosi yang tidak terucapkan.

Gunakan berbagai cara bertanya untuk mendapatkan jawaban yang sebenarnya :

  • Pertanyaan tertutup untuk mendapat jawaban ya atau tidak.
  • Pertanyaan terbuka untuk mendapatkan lebih banyak informasi
  • Menggali lebih dalam, sebagai pertanyaan lanjutan.
  • Pertanyaan “bagaimana bila” untuk mengajak berspekulasi.
  • Pertanyaan mengarahkan, untuk mendapat jawaban tertentu.
Siaplah untuk mengulangi apa yang disampaikan lawan bicara Anda.
Biasanya jawaban lebih baik akan diperoleh bila pertanyaan dijelaskan dulu dan Anda memberi waktu berpikir.
Bukan Hanya Apa yang Diucapkan yang Mempengaruhi Komunikasi

Cara Anda berbicara membawa pengaruh besar pada kualitas interaksi dengan pihak lain. Intonasi suara, ekpresi ketika bicara serta bahasa tubuh bisa jadi bicara lebih banyak dibanding dengan apa yang anda ucapkan. Karenanya pelajari cara menggunakan bahasa tubuh dengan baik.

Posisi duduk yang condong ke depan mendekati lawan bicara memberikan penekanan yang lebih baik. Apabila berdiri, berdirilah dengan tegak. Mata yang terbuka lebar serta gerakan tangan akan menambah kesan yang baik.

Kekuatan Kata-kata


Ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk menambah kekuatan kata-kata yang anda sampaikan.
  • Berpikir lah sebelum bicara
  • Pilih kata-kata dengan baik, hindari penggunaan jargon.
  • Gunakan bahasa yang paling sederhana untuk menghindari salah pengertian.
  • Ekspresikan perasaan anda untuk memperkuat apa yang anda ucapkan.

Bernegosiasi
Banyak negosiasi bisnis terjadi diluar meja negosiasi. Masalah menjaga reputasi dan menyelamatkan muka seringkali jadi batu sandungan jalannya negosiasi formal. Untuk mengatasi ini usahakan untuk mengadakan pertemuan informal sebelum negosiasi. Pertemuan ini adalah saat yang baik untuk membangun hubungan baik, memperkirakan hal-hal yang mungkin muncul dalam negosiasi dan mendapat gambaran hal-hal yang bisa diperjuangkan dalam meja negosiasi. Pada saat formal negosiasi berlangsung, sering kali waktu istirahat yang lebih santai dapat di manfaatkan untuk mencairkan ketegangan.

Berikut ini adalah beberapa teknik dasar dalam negosiasi :
  • Pisahkan masalah dari pelaku. Yakinkan semua pihak bahwa negosiasi ini adalah usaha dari semua pelaku untuk memecahkan masalah, bukan pertentangan antar pelaku.
  • Pentingkan keadilan. Jangan berusaha untuk menang sendiri.
  • Pisahkan mana yang penting untuk di perjuangkan dan mana yang bisa dikompromikan.
  • Sediakan sarana untuk menyelamatkan muka. Adanya pihak yang merasa kalah dalam negosiasi sering kali mengancam bertahannya hasil negosiasi.

Berargumentasi

Anda tidak bisa memenangkan semua argumentasi. Mulailah dengan menentukan apakah anda perlu berargumentasi, atau sebenarnya ada cara lain untuk meyampaikan pesan Anda. Apabila Anda perlu beradu argumen, pilihllah waktu dan tempat yang tepat. Usahakan argumentasi dilakukan di tempat Anda atau di tempat yang netral.

Untuk membangun argumentasi yang logis sehingga mendukung pesan yang ingin Anda sampaikan, sebaiknya tuangkan dulu pemikiran Anda di atas kertas. Tuliskan setiap pokok pikiran dan fakta dalam sebuah kotak, lalu gambarkan hubungan antar masing-masing kotak tersebut. Yakinkan semua pokok pikiran dan fakta-fakta ini mendukung kesimpulan yang anda perjuangkan. Ingatlah “peta pikir” ini pada saat and melakukan argumentasi. Peta pikir ini akan membantu anda menyampaikan pokok-pokok pikiran anda dengan logis dan meyakinkan.

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu diterapkan dalam adu argumen:

Buat lah poin-poin sederhana yang disetujui semua pihak.
  • Gunakan bahasa yang jelas.
  • Pusatkan perhatian pada masalah yang dibicarakan, bukan pada individu-individu.
  • Pahami pandangan pihak lain.
  • Sampaikan dengan jelas bahwa Anda memikirkan dan berbicara untuk pihak lain juga. Penggunaan kata “kita” lebih efektif dibanding kata “saya”.

Kesimpulan

Ada perbedaan yang sangat besar antara bicara dan dimengerti. Pembicara yang baik tau pentingnya mendengarkan untuk dapat membuat argumen nya lebih kuat dan pada saat yang sama membuat pihak lain lebih bisa menerima argumen yang disampaikan. Komunikasi yang baik bukan tentang membuat apa yang disampaikan terdengar baik, tapi tentang bagaimana pesan yang disampaikan jelas bagi pihak lain.


Sumber : http://www.politeknik-lp3i-bandung.ac.id/index.php?option=com_content&view=article&id=154:komunikasi-yang-baik-kunci-sukses-dalam-hidup-dan-bisnis&catid=43:komunikasi&Itemid=141

Rabu, 03 Oktober 2012

Pengertian ekonomi dan hukum ekonomi

 
Ekonomi adalah ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam memilih dan menciptakan kemakmuran. Inti masalah ekonomi adalah adanya ketidakseimbangan antara kebutuhan manusia yang tidak terbatas dengan alat pemuas kebutuhan yang jumlahnya terbatas. Permasalahan itu kemudian menyebabkan timbulnya kelangkaan (Ingg: scarcity). Hukum ekonomi adalah suatu hubungan sebab akibat atau pertalian peristiwa ekonomi yang saling berhubungan satu dengan yang lain dalam kehidupan ekonomi sehari-hari dalam masyarakat.



Hukum ekonomi terbagi menjadi 2, yaitu:

a.) Hukum ekonomi pembangunan, yaitu seluruh peraturan dan pemikiran hukum mengenai cara-cara peningkatan dan pengembangan kehidupan ekonomi (misal hukum perusahaan dan hukum penanaman modal)
b.) Hukum ekonomi sosial, yaitu seluruh peraturan dan pemikiran hukum mengenai cara-cara pembagian hasil pembangunan ekonomi secara adil dan merata, sesuai dengan hak asasi manusia (misal, hukum perburuhan dan hukum perumahan).

Contoh hukum ekonomi :

1. Jika harga sembako atau sembilan bahan pokok naik maka harga-harga barang lain biasanya akan ikut merambat naik.

2. Apabila pada suatu lokasi berdiri sebuah pusat pertokoan hipermarket yang besar dengan harga yang sangat murah maka dapat dipastikan peritel atau toko-toko kecil yang berada di sekitarnya akan kehilangan omset atau mati gulung tikar.

3. Jika nilai kurs dollar amerika naik tajam maka banyak perusahaan yang modalnya berasal dari pinjaman luar negeri akan bangkrut.

4. Turunnya harga elpiji / lpg akan menaikkan jumlah penjualan kompor gas baik buatan dalam negeri maupun luar negeri.

5. Semakin tinggi bunga bank untuk tabungan maka jumlah uang yang beredar akan menurun dan terjadi penurunan jumlah permintaan barang dan jasa secara umum. Demikianlah penjelasan tentang hukum ekonomi secara keseluruhan semoga kita semua mengerti dan dapat megimplementasikan ke dalam kehidupan nyata

Tujuan Hukum dan Sumber-sumber hukum

Hukum itu bertujuan menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakatdan hukum itu harus pula bersendikan pada keadilan, yaitu asas-asas keadilan dari masyarakat itu.

sumber hukum ialah segala apa saja yang menimbulkan aturan-aturan yang mempunyai kekuatan yang bersifat memaksa yakni aturan-aturan yang apabila dilanggar menimbulkan sanksi yang tegas dan nyata.

Hukum ditinjau dari segi material dan formal

• Sumber-sumber hukum material


Dalam sumber hukum material dapat ditinjau lagi dari berbagai sudut, misalnya dari sudut ekonomi, sejarah sosiolagi, filsafat, dsb
Contoh :

1. Seorang ahli ekonomi mengatakan, bahwa kebutuhan-kebutuhan ekonomi dalam masyarakat itulah yang menyebabkan timbulnya hukum.

2. Seorang ahli kemasyarakatan (sosiolog) akan mengatakan bahwa yang menjadi sumber hukum ialah peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam masyarakat.

• Sumber hukum formal


1. Undang – Undang (Statute)

Ialah suatu peraturan Negara yang mempunyai kekuasaan hukum yang mengikat diadakan dan dipelihara oleh penguasa Negara.

2. Kebiasaan (Costum)

Ialah suatu perbuatan manusia uang tetap dilakukan berulang-ulang dalam hal sama . Apabila suatu kebiasaan tersebut diterima oleh masyarakat, dan kebiasaan itu selalu berulang-ulang dilakukan sedemikian rupa, sehingga tindakan yang berlawanan dengan kebiasaan itu dirasakan sebagai pelanggaran perasaan hukum, maka dengan demikian timbul suatu kebiasaan hukum, yang oleh pergaulan hidup dipandang sebagai hukum.

3. Keputusan Hakim (Jurisprudentie)

Dari ketentuan pasal 22 A.B. ini jelaslah, bahwa seorang hakim mempunyai hak untuk membuat peraturan sendiri untuk menyelesaikan suatu perkara. Dengan demikian, apabila Undang – undang ataupun kebiasaan tidak member peraturan yang dapat dipakainya untuk menyelesaikan perkara itu, maka hakim haruslah membuat peraturan sendiri.

1. Traktat (Treaty)
2. Pendapat sarjana hukum (Doktrin)

Kodifikasi hukum
Adalah pembukuan jenis-jenis hukum tertentu dalam kitab undang-undang secara sistematis dan lengkap.

Ditinjau dari segi bentuknya, hukum dapat dibedakan atas :

o Hukum Tertulis (statute law, written law), yaitu hukum yang dicantumkan pelbagai peraturan-peraturan, dan

o Hukum Tak Tertulis (unstatutery law, unwritten law), yaitu hukum yang masih hidup dalam keyakinan masyarakat, tetapi tidak tertulis namun berlakunya ditaati seperti suatu peraturan perundangan (hukum kebiasaan).

Menurut teori ada 2 macam kodifikasi hukum, yaitu :

o Kodifikasi terbuka

Adalah kodifikasi yang membuka diri terhadap terdapatnya tambahan-tambahan diluar induk kondifikasi.
“Hukum dibiarkan berkembang menurut kebutuhan masyarakat dan hukum tidak lagi disebut sebagai penghambat kemajuan masyarakat hukum disini diartikan sebagai peraturan”.

o Kodifikasi tertutup

Adalah semua hal yang menyangkut permasalahannya dimasukan ke dalam kodifikasi atau buku kumpulan peraturan.

Kaidah/Norma

Norma hukum adalah aturan sosial yang dibuat oleh lembaga-lembaga tertentu, misalnya pemerintah, sehingga dengan tegas dapat melarang serta memaksa orang untuk dapat berperilaku sesuai dengan keinginan pembuat peraturan itu sendiri. Pelanggaran terhadap norma ini berupa sanksi denda sampai hukuman fisik (dipenjara, hukuman mati).

Sumber :
http://www.rentcost.com/2012/01/pengertian-hukum-dan-definisi-hukum.html
http://hukum-on.blogspot.com/2012/06/pengertian-ekonomi-dan-hukum-ekonomi.html